HOREG-HOREGAN KOMUNIS
ING
Diambil dari Kitab WIWARATAMA karya dari Raden Ayu Soetarmi Prodjokoesoemo anak dari BKPH.Kolonel Poerbodiningrat dan cucu dari Pakoe Boewono IX dan juga keponakan dari Pakoe Boewono X,Raja di Karaton Soerakarta.
Dalam kidung itu mengisahkan tentang rencana-rencana dari awal mula pergerakan-pergerakan yang berpaham Komunis yang ingin mengkhianati Proklamasi,Pancasila dan UUD 1945.
TAUN 1857 Jawa
DHANDHANG GULA
1. Suragati kaesthi hing janmi
Setu wage tanggal kaping sapta
Jumadilawal candrane
Kurantil warsa wawu
Dasanama candra warsiki
Lampahing taranggana
Ing paningron tulus
Nopember kaping tri welas
Tinengeran horeg pineksa trus wani
Nenggih dinten punika
TAUN 1926 M
2. Kapiyarsa sumawuring warti
Pakempalaning para durcara
Kang sedya mrih ruhareng reh
Karsa karya dahuru
Haru hara herem horeging
Nagari Surakarta
Mila-milanipun
Mubaling hangkaranira
Tanlyan saking cinecoh den pepengin
Binujuk ginasahan
3. Dening para komunis kang manis
Amemanas manahing manungsa
Nungsa Jawa saindhenge
Kebekan ing panuntun
Propagandha ngelmu komunis
Manandi ngendra jala
Denira bubujuk
Nedya ngajak-ajak rusak
Saranane rinoban pangiming-iming
Tembe manggih mardika
4. Madeg mrintah prajane pribadi
Temah para sujanma kang samya
Cekak budi panemune
Kelu kaluyu-luyu
Kapiluyu den tohi pati
Hakarya haru-hara
Marma dinten wau
Wanci jam setengah tiga
Sakathahing wiwara kang anjog maring
Balewarti kadhaton
5. Dhinawuhan nutup hangancingi
Kinunci myang jinagi rineksa
Pra prajurit sacekape
Sikep dedamelipun
Siyang ratri gilir gumanti
Mungkeri brajanala
Eler miwah kidul
Kang maksih mengku kinarya
Lumaksana pra kawula dalem tuwin
Abdidalem sadaya
6. Ingkang sami sumiweng jro puri
Winursita ri soma manisnya
Ya kaping sanga tanggale
Pawarta sangsaya sru
Srunipun mung ngemar-emari
Marma mangkya wiwara
Brajanala kidul
Kinen hanutup rineksa
Abdidalem kemit bumi jaga westhi
Sangkep sangu sanjata
7. Dadya mangkya mung margi satunggil
Ingkang maksih kang den linangkungan
Kori brajanala ler
Marmanta sakalangkung
Wawang wuyung hapoyang paying
Puyengan solahira
Prajan mestri jalu
Ingkang sami bale wisma
Haneng wewengkon jro puri baluwarti
Bingung habilulungan
Arti yang terurat dari tembang-tembang diatas :
HURU-HARA KAUM KOMUNIS
DI
1. Pada hari Sabtu Wage tanggal 7 bulan Jumadilawal Wuku Kurantil tahun Wawu, atau tepatnya tanggal 13 Nopember 1926 telah terjadi pergerakan-pergerakan rakyat di Surakarta yang terpengaruh paham Komunis.
2. Sebelumnya telah tersebar kabar berita dari perkumpulan-perkumpulan rakyat yang berpaham komunis di sekitar Surakarta, yang bertujuan menghancurkan kerajaan/Kraton Surakarta dengan cara-cara membuat huru-hara,kerusuhan-kerusuhan dan pergolakan-pergolakan politik, yang awal mulanya timbul pergerakan-pergerakan rakyat di Surakarta yang berujung pada kerusuhan-kerusuhan/anarkhis itu tidak lain terjadi karena rakyat mendapat bujukan dari perkumpulan-perkumpulan rakyat yang berpaham komunis.
3. Perkumpulan-perkumpulan rakyat yang berpaham komunis yang selalu memperpanas keadaan, hati dan perasaan rakyat di seantero pulau Jawa, dengan begitu banyaknya propaganda-propaganda paham komunis yang senantiasa membujuk rakyat untuk melakukan tindak anarkhis dan mengajak rakyat untuk merusak Karaton Surakarta dengan cara menawarkan impian-impian pada rakyat untuk menuju merdeka.
4. Dan keinginan untuk berdiri menjadi pemerintah/negara sendiri tanpa adanya Kraton Surakarta, mereka (perkumpulan-perkumpulan rakyat yang berpaham komunis) beserta anggotanya yang berbudi dan berpikiran picik yang hingga tergila-gila serta berani mati bersepakat membuat huru-hara di Surakarta pada tanggal 13 Nopember 1926 (tahun 1857 Jawa) tepatnya jam setengah tiga mulainya kerusuhan di Baluwarti Karaton Surakarta.
5. Dengan adanya kerusuhan-kerusuhan dan huru-hara yang terjadi itu, maka diperintahkan oleh Sinuwun untuk menutup Kori Brajanala Utara dan diadakan penjagaan oleh sejumlah prajurit yang siap sedia dengan perlengkapan senjata perang,siang malam silih berganti,menjaga Kori Brajanala Utara dan Selatan yang menjaga keamanan rakyat dan abdidalem di dalam Baluwarti Surakarta.
6. Hingga pada hari Rabu legi tanggal 9 (dibulan setelah Nopember yaitu dibulan Desember 1926) kabar berita semakin mengkhawatirkan dan mencemaskan bagi rakyat dan abdidalem, dan dengan adanya kabar berita demikian itu Sinuwun tetap memerintahkan menutup Kori Barajanala Utara serta diadakan penjagaan oleh para prajurit Kemit bersenjata lengkap.
7. Sehingga bagi rakyat dan abdidalem yang bertempat tinggal di dalam Baluwarti hanya diperbolehkan melalui satu pintu keluar yaitu di Kori Brajanala Utara, dengan perintah yang demikian itu membuat bingung dan resah bagi rakyat dan abdidalem yang tinggal di dalam Baluwarti Karaton Surakarta.
(Vertaald in het Nederlands:)
De Communistische melee
In Surakarta
1. Op Saterdag 7 maanden Jumadilawal Wage wuku Wawu Kurantil jaar, of meer precies van 13
november 1926 zijn de bewegingen van de getroffen mensen in Surakarta begrijpen van de
communisten.
2. Vorige nieuws had verspreid het nieuws van verenigingen die verstandige mensen
communisten rond Surakarta, die tot doel heeft te vernietigen het koninkrijk / Kraton
Surakarta op manieren om onlusten, rellen en politieke stormen, die begin bewegingen van de
mensen zich in Surakarta die hebben geleid tot een andere kerusuhan-kerusuhan/anarkhis niet
gebeuren omdat mensen de overtuiging van de verenigingen die verstandige mensen communisten.
3. Verenigingen zijn verstandige mensen die altijd communistische staat, harten en gevoelens
van de mensen memperpanas hele eiland Java, met zo veel propaganda-communistische propaganda
die altijd mensen overtuigen om handelingen van de anarchisten te voeren en mensen
uitnodigen naar het paleis van Surakarta te vernietigen door het aanbieden van dromen op
mensen om te gaan vrij.
4. En de wens om op te staan aan de overheid / staat zelf zonder de Kraton Surakarta, zij
(de mensen en verenigingen zijn verstandige communistische) en haar leden zijn rechtschapen
en bekrompen dat tot gek, en durfal overeengekomen om een rel in Surakarta te maken op 13
november 1926 (Java in 1857), precies half vier Baluwarti start rel in Surakarta.
5. Met de rellen en onrust die zich heeft voorgedaan, dan onder leiding van Kori Brajanala
Sinuwun naar het noorden en hield bewaring te dekken door het aantal soldaten klaar met de
instrumenten van oorlogswapens, afwisselende dag en nacht, waardoor de Noord-en
Zuid-Brajanala Kori, die de veiligheid handhaven folk en rechter werknemers in Baluwarti
Surakarta.
6. Tot en met woensdag legi 9e (maand na maand november wil zeggen december 1926) de meer
alarmerende berichten en zorgwekkende nieuws voor de mensen en rechter werknemers, en met
het nieuws verhaal dus Sinuwun nog steeds het commando over de Noord sluit Barajanala Kori
en hield voogdij door soldaten tot de tanden bewapend Kemit .
7. Dus voor de mensen en rechter werknemers die wonen in de Baluwarti alleen toegestaan
door middel van een uitgang die in Noord-Brajanala Kori, met opdrachten een verward en
angstig voor de mensen en rechter werknemers die wonen in Baluwarti Surakarta Palace.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar